Nak, Kembalilah ke Rumah
"Muliakanlah anak-anakmu dan perindahkanlah akhlak mereka" (Al-Hadis) Anugerah yang terindah bagi orang tua adalah hadirnya seorang anak dalam kehidupannya. Anak merupakan permata, penyejuk hati, dan penerus generasi yang tak ternilai. Kehadirannya dalam keluarga membawa banyak keberkahan, karunia, dan rezeki kebahagiaan melalui celoteh, gelak tawa, tangisan dan riuh rendahnya suara teriakan mereka.
Karena keindahan itu, orang tua banyak memberikan perhatian lebih dalam kehidupan anak. Bukan saja dalam hal keseharian tapi segi-segi pilihan hidup bagi sang anak. Dan alasan yang sering muncul dari apa yang telah diberikan dan dikorbankan itu adalah karena mereka menaruhkan tumpuan harapan kepada sang anak.
Sehingga orang tua bersedia memberikan segalanya, walau ditempuh dengan susah payah. Namun, mengapa ketika beranjak usianya, anak justru lebih menyenangi lingkungan di luar rumah dan lebih nyaman dengan pergaulannya? Sementara dengan perkembangan zaman seperti ini, banyak hal yang akan cepat mempengaruhi kondisi pribadinya. Kehadiran zona-zona bermain yang begitu banyak, mal dan plaza, ancaman napza, tontonan teater dan cafe dan lain sebagainya yang begitu melalaikan sekaligus mengkhawatirkan.
Haruskah waktu belianya dilalui dengan begitu saja? Sedangkan mesjid dan rumah sebagai tempat yang mulia, jarang menjadi tempat singgahnya. Patut kita renungkan dan lihat lebih jeli. Bukankah rumah merupakan tempat yang layak untuk mereka kembali dan menuai banyak hal bagi kehidupannya? Mungkin rumah tempat mereka bernaung saat ini tidak begitu menjanjikan kesenangan yang mereka idamkan. Sedangkan nalurinya sebagai manusia, mereka mencari kenyamanan sesuai usia dan perkembangan dirinya.
Dan hal ini akan mengarahkan mereka untuk mencari, sekalipun kenyaman itu berada jauh dari lingkungannya. Namun seharusnya, tempat yang nyaman bagi anak-anak kita adalah rumah, tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan karena di dalamnya ada orangtua dan tempat mereka mendapatkan salah satu jalan rezekinya.
Rumah, tempat menimba ilmu bagi anak
Tampaknya fungsi rumah sebagai tempat menimba ilmu bagi anak kurang kita perhatikan. Anak-anak yang belum begitu kaya dengan pemaknaan terhadap ragam peristiwa, masih mengikuti alur naluriahnya yang suka dengan dunia bermain. Ini harus diimbangi dengan peran orang tua sebagai teman dan guru bagi anak-anaknya. Tempat mereka mendapatkan pengetahuan dan cara menghadapi kehidupan dan solusi permasalahan.
Rumah, tempat perbaikan akhlaq
Memuliakan anak-anak bukan berarti memanjakan, tetapi berupaya memberikannya persediaan pendidikan yang baik, memperindah pekertinya, dan meneguhkan agamanya. Anak-anak harus dapat menemukan latihan dan pendidikan di dalam rumah, bagaimana mereka dapat bertingkah laku, memuliakan orang tua dan mempertajam keimanannya. Kelak, hal inilah yang menjadi dasar dan bekal mereka dalam menyikapi kebersamaan dengan orang lain.
Rumah, media mengembangkan ekspresi
Di dalam rumahlah seharusnya anak-anak mendapatkan semangat dan gairah untuk mengembangkan benih potensi. Tempat ia dapat mengetahui kemampuan dan mendapatkan bimbingan, ke arah mana semua itu ditujukan. Kebebasan seperti apa yang ia dapat peroleh dengan tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku.
Rumah yang selalu merindukan.
Kita harus menyadari bahwa anak-anak adalah titipan Allah yang harus kita jaga jiwa dan raganya. Kita harus berupaya semaksimal mungkin menjadikan momen tertentu menjadi sebuah waktu yang tepat untuk menjalin kebersamaan. Anak pun perlu sapaan-sapaan manis yang membuat mereka rindu akan kehadiran dan suasana keluarga.
Kesimpulannya, maka muliakanlah mereka dengan terus mendidiknya penuh semangat dengan pencerahan ilmu dan akhlak serta mendampingi perkembangan kehidupannya. Anak-anak yang memiliki ketangguhan luar biasa dan memiliki kemampuan besar, salah satu sebabnya adalah mereka telah mendapatkan bekal yang cukup dari rumah mereka. Karena itu, ajaklah anak-anak kita kembali ke rumah, tempat mereka memperoleh banyak kebaikan sebagai bekal yang bermanfaat pula bagi lingkungannya. Wallahu a'lam.
0 comments:
Post a Comment